Jumat, 20 Juni 2014

Ilmu Sosial Budaya Dasar



ASAL USUL NAMA GRESIK
Gresik ternyata memiliki banyak nama, Gerwarasi, Giri Gisik, Grissee atau orang Gresik sekarang dalam mengucapkan kata Gresik sehari-hari justru menjadi NGGERSIK. Berikut tulisan sejarah asal usul kota Gresik. Berikut adalah beberapa pandangan yang berhubungan dengan nama Gresik:

1.      Babad Gresik menyebut nama Gresik dengan sebutan “Gerwarasi”:
Diceritakan kepergian mereka dari seberang, dengan naik perahu, mendarat di Gegisik, pantai di kaki gunung Sahimbang. Terus berdiam (membuat dhukuh) di pantai situ. Pedhukuhan itu dinamai dengan bahasa Arab : Gerwarasi, artinya tempatku istirahat.
2.      Prasasti Karang Bogem berangka tahun 1387 M ditemukan di Karang Bogem, masuk kawasan Bungah sekarang. Prasasti ini memuat nama Gresik dalam Bahasa Jawa kuno.
3.      Bangsa Cina yang pernah mendarat di Gresik pada awal abad ke-15 M mulanya menyebut Gresik dengan nama “T’Se T’sun” artinya perkampungan kotor, beberapa tahun kemudian berubah sebutan menjadi “T’sin T’sun,” berarti Kota Baru.
4.      Gresik juga pernah dikenal dengan nama Tandes. Nama Tandes dalam kesusastraan Jawa memang dipakai untuk menyebut Gresik sebagai istilah pengganti. (Tim Penyusun, 2003 : 23). Tandes untuk menyebut nama Gresik juga dapat dibaca pada inskripsi yang terdapat dalam komplek makam para bupati Gresik terdahulu. Nama ini terukir pada sebuah batu berbentuk lingga, di depan makam Tumenggung Poesponegoro. Inskripsi itu ditulis dalam bahasa Jawa.
5.      Bangsa Portugis ketika pertama kali mendarat di Gresik tahun 1513 M menyebutnya dengan ucapan “AGACE.” Bangsa Belanda menyebut Gresik dengan nama “GRISSEE.” Dalam Serat Centini, sebuah karya sastra yang terbit pada pertengahan pertama abad ke-19 M menyebut Gresik dengan nama “GIRI- ISA”.
6.      Menurut Banun Mansur, Gresik dalam Bahasa Arab berasal dari kata “QARRA-SYAIK,” berarti Tancapkan sesuatu. Kalimat ini terucap ketika seorang nahkoda kapal memerintahkan pada anak buahnya untuk menancapkan jangkar sebagai tanda kapal telah berlabuh.
7.      Menurut Solihin Salam asal nama Gresik adalah “GIRI-ISA,” atau “GIRI –NATA,” berati Raja Bukit. Hal ini untuk menyebut penguasa Giri. Nama ini terkenal hingga tahun 1720 M. Thomas Stamford Raffles dalam bukunya The History of Java berpendapat bahwa sebutan Gresik berasal dari kata “GIRI-GISIK,”berarti tanah di tepi laut (pesisir). Giri-Gisik kemudian berubah menjadi Giri-Sik, akhirnya menjadi Gresik. Di Gresik juga pernah dikenal sebuah nama tempat bernama Jaratan (Jortan). Nama ini secara historis melekat pada peta buatan pelayar Belanda pada awal abad XVII M. Nama ini dianggap sebagai salah satu dari dua buah pelabuhan yang ada di Gresik, lokasinya berada di muara Bengawan Solo Lawas, tepatnya di Desa Mengare. Para musafir Belanda berkali-kali menyebut nama Jaratan (Jortan) untuk menyebut sebuah kota pelabuhan Gresik. (H.J. de Graaf, 1985 : 172).

Dari beberapa sebutan, nama Gresik dimungkinkan berasal dari perbedaan cara pengucapan lidah manusia. Sebagaimana diketahui bahwa orang-orang asing menyebut nama Gresik disesuaikan dengan olah kata mereka, seperti Grissee, Gesih, Geresih, Gerwarase, Qarra-syaik, Agacime, dan berbagai sebutan lainnya.
Secara geografis, Gresik berada pada posisi : 112 º – 113 º BT ( Bujur Timur ) dan 7 º – 8 º LS ( L intang Selatan ) dan berbatasan dengan:
Sebelah utara : Laut Jawa
Sebelah timur : Selat Madura dan kota Surabaya
Sebelah selatan : Kabupaten Sidoarjo
Sebelah barat : Lamongan
Gresik yang terletak di sebelah Barat Laut Kota Surabaya berjarak sekitar 18 km, merupakan kota industri terbesar Jawa Timur, Indonesia. Selain pabrik Semen Gresik yang cukup terkenal di seluruh Indonesia, juga terdapat Petro Kimia, BUMN produsen pupuk nasional, Maspion, Behaestex, produsen sarung dengan merk-merk ternama, serta Wings Corporation yang memproduksi Mie Sedaap di Gresik.
                                                                                          
KEBUDAYAAN KOTA GRESIK
1.      DAMAR KURUNG
 Lukisan Damar Kurung dari GRESIK
Damar kurung adalah lampion(kap lampu tradisional) dari kertas dengan kerangka bambu yang di sisi-sisinya dipenuhi dengan lukisan, adalah karya seni tradisional asli dari kota Gresik. Karya seni lukis lampion dengan design unik, berkarakter polos kekanak-kanakan, berhias warna terang kuning, merah, hijau, dan merah jambu tersebut seakan-akan tidak bisa lepas dari nama besar maestronya MBAH MASMUNDARI. Tradisi damar kurung ini memang lekat dengan ramadan, yakni setiap menjelang ramadan ada tradisi menjual damar kurung di Gresik. Hanya sayangnya, tradisi itu kemudian nyaris punah karena tak ada lagi yang melukis damar kurung, kecuali Mbah Masmundari satu-satunya. Mbah Masmundari dan Damar kurung merupakan aset Gresik, bahkan setelah beliau meninggal.
 Foto MBAH MASMUNDARI

2.      GRESIK KOTA WARUNG KOPI

Gresik dikenal pula sebagai Kota Pudak. Sebab, makanan yang disebut pudak iti memang asli Gresik. Tapi, Gresik sebetulnya layak pula disebut Kota Warung Kopi. NONGKRONG di warung kopi “Ngomong sana dan sini”. Pernah dengar jingle iklan sebuah produk kopi itu? Di Gresik, tradisi cangkruk di warung kopi sambil ngobrol ngalor ngidul seperti itu sudah berlangsung puluhan tahun. Sekarang tradisi cangkrukan di warung kopi (warkop) itu bertahan, bahkan berkembang. Gresik tidak hanya layak disebut Kota Industri dan Kota Pudak, tapi juga Kota Warkop karena terdapat ribuan warung kopi.
Bertebarannya warkop itu tidak lepas dari tradisi pekerja industri rumah tangga yang pernah berkembang di Gresik. Sebelum berdiri berbagai pabrik, di beberapa daerah di kota Gresik sudah ada puluhan home industry kopiah, tas, dan konveksi (pakaian). Yang cukup dikenal, antara lain, Kroman, Kemuteran, Bedilan, Belandongan, dan Pekauman di Kecamatan Gresik. Para pekerja itu bekerja siang hingga subuh. Setelah itu, mereka tidur. Dengan irama kerja begitu, ngopi di warkop lantas menjadi ”kewajiban”. Minum kopi dianggap dopping agar ta­­han melek hingga pagi. Bagi warga luar Gresik, kebiasaan ngopi masyarakat Kota Pudak itu, terutama ngopi pukul 09.00 hingga pukul 12.00, sempat memunculkan penilaian kurang sedap. Mereka menilai warga Gresik malas. Lumrah karena mereka memang tidak tahu. Siklus pekerja home industry waktu itu memang begitu. Siklus normal adalah pagi hingga sore bekerja, malam istirahat, tidur. Warga Gresik baru tidur setelah salat Subuh.
Kini, di Gresik yang meliputi Kecamatan Gresik dan Balongpanggang, penghobi cangkruk di warkop punya tempat fa­vorit masing-masing. Para warga biasa ke warkop milik Mbah Kasinten “MBOK YU” di Kelurahan Jombang Delik, Kecamatan Balongpanggang. Warung itu buka setelah subuh hingga pukul 24.00. Pelanggannya rata-rata berusia 17-60 tahun. Sebagian di an­tara mereka yang berusia 45-60 tahun mengenakan sarung saat ngopi ke warkop yang terkenal dengan kopi deploknya “kopi yang ditumbuk dengan alat tradisional ”LUMPANG”. Di warung kopi Mbah Kasinten, kopi yang disajikan selalu fresh. Yang menjadikan kopi itu unik dan nikmat yaitu dari cara mengaduknya dan tempat penyajiannya. Cara minumnya dengan menuangnya di LEPEK “piring kecil”.
 Mbah Kasinten “Mbok Yu” pemilik warung.
Namun warkop dulu dan warkop sekarang beda. Dulu warkop dimanfaatkan kiai kampung dan penceramah agama untuk berinteraksi dengan masyarakat. Para tokoh masyarakat itu sering mendapatkan bahan ceramah ketika nong­krong di warkop tersebut. Di warkop itu pula masyarakat bisa langsung ber­ko­munikasi dengan panutannya. Mereka bisa bicara soal agama hingga politik. Sekarang obrolan di warkop meluas. Warkop sekarang menjadi kantor para makelar motor, makelar mobil, atau makelar rumah. Di antara warga Gresik, efektivitas komunikasi di warung kopi memang diakui. Tak aneh, para politisi yang hendak maju dalam pemilihan bupati (pilbup) Gresik pada 26 Mei 2010 pun memanfaatkan warkop sebagai media untuk menjaring aspirasi dan dukung­an.

3. WISATA KOTA GRESIK
Kabupaten Gresik memiliki berbagai potensi wisata. Antar alain potensi wisata alam, wisata seni dan budaya,serta wisata minat khusus. Potensi wisata alam yang berada di Gresik antara lain :
a.      Kawasan Bukit Surowiti
Kawasan wisata bukit surowiti (Petilasan Pertapaan Sunan Kalijaga) adalah sebuah perkampungan kecil yang dihuni oleh +/- 100 rumah tangga, berlokasi di atas bukit yang terjal dengan luas +/- 5 ha. Dengan ketinggian 260 m dari permukaan laut, terletak di Desa Surowiti, Kecamatan Panceng yang berjarak +/- 40 km dari kota Gresik melalui Jalan Pantura Gresik – Tuban atau +/- 3 Km dari Jalan Raya Panceng. Adapun obyek-obyek yang dapat dikunjungi dalam kawasan wisata tersebut:
1.                   Petilasan Kali Buntung
2.                   Makam Mpu Supa
3.                   Makam R. Bagus Mataram
4.                   Petilasan Tapa Nguweng (Tapa Kubur) Sunan Kalijaga
5.                   Goa Langseh
b.      Goa Gelang Agung
Objek wisata Goa Gelang Agung terletak di kabupaten Gresik, tepatnya di
desa Melirang, kecamatan Bungah, Keunikan dari Goa Gelang Agung adalah: pengunjung harus menuruni jalan yang agak curam, karena pintu masuk goa menjorok ke dalam hingga  5 m, goa ini memiliki puluhan kamar tanpa pintu yang dulunya konon dipergunakan untuk bertapa para pendekar saat melawan penjajah. Salah satu dari pintu tersebut dapat menyambung ke Gua Lawa yang jaraknya hanya sekitar 700 m. Bahkan ujung goa ini juga menyatu dengan Goa Busana yang konon merupakan pintu gerbang ke Kerajaan Nyi Roro Kidul.
c.       Giri Wana Tirta
ngipik
Berada di lingkungan Telaga Ngipik, serasa memberi variasi baru bagi indera penciuman kita. Setidaknya menikmati segar aroma air, kala wajah didekatkan ke permukaan telaga. Menatap biru warna air yang mempunyai kedalaman hingga 20 meter, menambah segar rasa di jiwa. Telaga Ngipik ini sebagai sumber pemasukan daerah dari sektor pariwisata.
ngipik2
Lokasi tepatnya berada di sekitar kawasan pabrik pupuk Petrokimia, di Kecamatan Kebomas, desa Ngipik, sekitar 1000 meter dari alun alun kota Gresik.
ngipik3


d.    Pantai Delegan

delegan
Pantai Delegan terletak di desa Delegan Kecamatan Panceng Kabupaten Gresik, sekitar 3 Km dari ibu kota kecamatan. Pantai Delegan sangat cocok untuk wisata pantai, lomba perahu atau memancing. Pantai berpasir putih ini setiap bulan Agustus diadakan atraksi wisata berupa perlombaan yang terkait dengan wisata bahari.
e.       Pulau Bawean
bawean
Bawean adalah sebuah pulau yang terletak di Laut Jawa, sekitar 150 kilometer sebelah utara Pulau Jawa. Secara administratif, pulau ini termasuk dalam Kabupaten Gresik, Provinsi Jawa Timur. Pulau itu termasuk unik, mereka berada di wilayah Kabupaten Gresik, tetapi bahasanya Madura, walaupun mereka tidak mau disebut Madura. Bawean memiliki 2 kecamatan yaitu Sangkapura dan Tambak. Jumlah penduduknya sekitar 70.000 jiwa, kebanyakan memiliki mata pencaharian sebagai nelayan atau petani selain juga menjadi TKI di Malaysia dan Singapura. Etnis mayoritas penduduk Bawean adalah Suku Bawean, diikuti oleh Suku Jawa, Madura dan suku-suku lain misalnya Bugis dan Mandailing. Bahasa pertuturan mereka adalah bahasa Bawean. Bukannya bahasa Madura seperti yg dimaklumkan sebelum ini. Bangsa Madura adalah bangsa pendatang di kepulauan Bawean. Di Malaysia dan Singapura, penyebutan suku ini berubah menjadi Boyan. Mereka menyebut diri mereka orang Boyan, maksudnya orang Bawean.
Di Pulau Bawean, kesenian masyarakat yang sehari-hari menggunakan Bahasa Madura itu umumnya berupa tari dan musik yang banyak bernafaskan Islam.
Pada Kesenian Bawean yang sering ditampilkan adalah, tari Mandiling tradisional, Mandiling garapan (kontemporer), Kercengan tradisional, Kercengan garapan, pencak silat penganten tradisional, tari jibul tradisional, tari Dikker tradisional, kolaborasi berbagai seni tari itu dan lagu pop Bawean.
Selain kesenian,Pulau Bawean juga memiliki kuliner tradisional seperti apuk-apuk, jujul, koncok-koncok, palamputan, posot-posot, bubur sumsum Bawean, jangkong dan janggalan. Selain itu Pulau Bawean juga mempunyai beberapa objek wisata , antara lain:
*Air Panas Kebundaya
*Air Panas Taubat
*Pantai Terosan
*Pulau Selayar
*Pulau Noko Selayar
*Pulau Gili Timur
*Pulau Noko Gili
*Air Terjun Laccar
*Air Terjun Patar Selamat
*Kuburan Panjang
*Pantai Mayangkara
*Danau Kastoba
*Pasir Putih Sukaoneng

4. KESENIAN KOTA GRESIK
a. seni hadrah
seni-hadrah
Seni merupakan bagian dari budaya dan kepribadian suatu bangsa. Kota Gresik yang dikenal dengan kota Santri pun begitu lekat dengan budaya bernuasa Islami, termasuk salah satunya seni hadrah dalam perkembangannya dalam seni hadrah tidak hanya terbang yang dimainkan, akan tyetapi kini kesenian hadrah di kombinasikan dan di kreasikan dengan beduk, drum, simbal, kentongan, suling dan masih banyak peralatan lainnya menjadi satu rangkaian alunan musik yang indah.
b. Terbang jidor dan Tari Hadrah
terbang-jidor
Tari Hadrah merupakan suatu pengembangan kesenian musik hadrah yang kental dengan nuansa islami. Tarian ini merupakan paduan budaya Islam kususnya Timur Tengah dan Jawa,pada awalnya tarian ini merupakan gerak gerakan dinamis para pemukul rebana terbang secara bebas sesuai penabuh terbang .namun pada tahun 1990 beberapa penata koreografer surabaya, gresik, sidoarjo menyelaraskan gerakan dinamis.

c. macapat pesisiran
d. pencak macan
pencak-macan

5. WISATA RELIGI KOTA GRESIK
a.  Makam Sunan Giri
sunan-giri
Makam sunan giri terletak di desa giri kecamatan kebomas kabupaten gresik, sekitar dua 2 km kearah selatan kota gresik. Komplek makam yang ada di puncak bukit giri berada ditengah-tengah makam keluarga dan masyarakat di kala itu. Daya tarik wisata dan terdapat pada makam sunan giri antara lain : cungkup makam terbuat dari kayu jati asli, dindingnya terdiri dari panel tumbuh-tumbuhannya, sedangkan pintu cungkup terdapat kala makara yang distilir motif tumbuh-tumbuhan. Masih banyak lagi motif arkeology peninggalan padamasa awal agama islam, misalnya gapura pintu masuk makam terbuat dari batu berkepala naga raja.
b. Petilasan Giri Kedaton
Menurut sumber-sumber sejarah tradisional, petilasan ini merupakan kedaton (istana) yang kemudian dikenal dengan sebutan GIRI KEDATON. Giri Kedaton didirikan oleh Sunan Giri pada tahun 1487 M. Dipilihnya lokasi tersebut sebagai Kedaton Giri berdasarkan petunjuk Syekh Maulana Ishaq (Ayah Sunan Giri) atas dasar kesamaan segenggam tanah yang dibawa dari Samudra Pasai. Petilasan ini banyak didatangi orang sebagai tempat bermunajad, terletak di puncak bukit dengan tanjakan yang relatif curam. Menurut cerita, tempat ini merupakan pengukuhan Raja-raja Islam Demak sampai Pajang. Di tempat ini pula dibangun Masjid dan Pondok Pesantren pertama di Giri, yang kini kesemuanya hanya nampak bekas-bekasnya, termasuk kelengkapan kedaton lainnya berupa batu pelinggihan, kolam wudhu dan dinding pagar kuno. Petilasan ini terletak di kelurahan Sidomukti Kecamatan Kebomas, sekitar 200 m sebelah selatan makam Sunan Giri.
c. Makam Sunan Prapen
sunan-prapen
Makam sunan prapen terletak sejajar sebelah barat dari makam sunan giri. Selain makam sunan prapen terdapat juga makam tokoh agama islam yang lain antaralain : makam, kawis, gua dan panembahan agung. Daya tarik wisatawan dari makam sunan prapen terdapat pada situs peninggalan yang didapat pada dinding dan cungkup makam yang menggambarkan kemakmuran perdagangan di masa itu. Tokoh sunan prapen dikaitkan dengan dinasti giri yang dirintis oleh sunan giri, yaitu sunan prapen pada tahun 1548 – 1605, dilanjutkan oleh panembahan kawis guwo pada tahun 1605 – 1616, berikut panembahan agung pada tahun 1616 – 1636. Sunan Prapen adalah pengganti sunan giri setelah sunan giri wafat pada tahun 1545. Sunan Prapen wafat pada tahun 1605 dan kemudian tempat pemakamannya menjadi komplek tempat pemakaman penguasa Giri berikutnya.


d. Makam Maulana Malik Ibrahim
sunan-malik-ibrahim
Makam maulana Malik Ibrahim terletak di pusat kota gresik, tepatnya di jalan Malik Ibrahim. Komplek makam yang di kelilingi oleh pemakaman keluarga dan umum, juga disebelah barat komplek makam terdapat makam Bupati Gresik yang pertama R. Pusponegoro beserta keluarga. Bangunan makam yang memiliki kekhasan tersendiri dibandingkan dengan makam lain, merupakan daya tarik tersendiri `bagi wisatawan dibandingkan. Hal ini dapat dilihat dari bahan batu nisan dan gaya tulisan arab yang terdapat pada makam. Batu nisan yang cenderung bergaya nisan gujarat yang terbuat dari batu marmer berbentuk lunas kapal khas Gujarat, serta setting tulisan arabnya sekalipun bayak dijumpai di negeri Gujarat.
e.                        Makam Raden Santri Raden Santri
raden-santri
Makam Raden Santri terletak didekat aloon-aloon kota Gresik, tepatnya di jalan R.Santri dibelakang Kantor Pemerintah Daerah Kabupaten gresik yang lama.
raden-santri2

f. Siti Fatimah binti Maimun
siti-fatimah
Menurut data sejarah, Leran adalah pesisir utara Pulau Jawa menjadi tempat pertama bermukimnya para perantauan dari Cina, terbukti adanya sisa-sisa kehidupan Bandar abad 10 – 15 M dengan sebutan situs pasucian. Di desa ini terletak Makam Siti Fatimah Binti Maimun, menurut data archeology merupakan makam Islam tertua di Asia Tenggara. Model makamnya sangat unik, karena berbentuk cungkup dengan dinding dan atapnya terbuat dari batu putih kuno. Kalaupun arsitektur cungkup makam beliau mirip dengan bentuk candi, konon ceritanya cungkup tersebut memang dibangun oleh Raja Majapahit untuk menebus perlakuannya yang kurang bersahabat terhadap utusan Raja Kamboja, padahal ternyata bermaksud baik.
siti-fatimah2
Makam ini terletak di Desa Leran Kecamatan Manyar di tepi jalan Daendeles (jalan pantai utara jawa) berjarak sekitar 7 Km dari sebelah barat laut Alun-alun kota Gresik, sehingga sangat mudah dijangkau dengan transportasi umum.



f.       Nyi Ageng Pinatih
nyi-ageng-pinatih
Makam Nyai Ageng Pinatih terletak ditengah-tengah kota Gresik, tepatnya di Desa Kebongson yang berjarak sekitar 500 meter dari pelabuhan kota Gresik.

nyi-ageng-pinatih2
h. Makam Kanjeng Sepuh
Terletak di Desa Kauman Kec. Sidayu berjarak +/- 28 Km dari Kota Gresik melalui jalur Pantura, Gresik – Tuban.

i. Makam Kanjeng Pusponegoro
kanjeng-pusponegoro
Makam Puspo Negoro adalah Bupati pertama yang merupakan sosok penguasa yang mempunyai peran sangat besar terhadap pengembangan agama Islam di Gresik.


6. WISATA KOTA UNTUK MINAT KHUSUS
a.      Kampung Kemasan dan kawasan Wisata Adenium
kemasan
Nama kemasan di sini masih ada hubungannya dengan status suatu kelompok masyarakat tertentu yang konon ceritanya dari kelompok atau marga “kemas”. Hal ini dapat dilihat dari bangunan-bangunan rumah tempat tinggal kelompok tersebut di daerah kemasan yang bergaya Eropa dan Cina. Gaya Eropa dapat dilihat dari pilar-pilar penyangga atap, jendela dan pintu relatif besar. Sedangkan bergaya Cina dapat dilihat pada atap dan pemakaian warna serba merah. Sejak didirikan bangunan-bangunan rumah tersebut pada tahun 1909, sejak itulah kompleks ini dinamakan Kampung Kemasan. Kampong ini terletak di Jalan Nyai Ageng Arem-arem Gang III. kemasan2
Untuk sampai ke kampung kemasan tersebut, dari Alun-alun Kota Gresik hanya berjarak sekitar 700 m. Dari Terminal Bus Bunder dapat ditempuh dengan transportasi angkutan umum sejauh 6Km, menuju Aloon-aloon kota atau depan kantor lama PLN Cabang Gresik, selanjutnya mengikuti petunjuk arah masuk Kampung Kemasan.
Selain wisata, Kabupaten Gresik mempunyai daya tarik lainnya yaitu kekayaan kerajinan khas Gresik. Antara lain sarung tenun, songkok, rotan, bordir, damar kurung, batu onix, tikar pandan. Sedangkan kekayaan kuliner khas Gresik yaitu pudak, nasi krawu, otak-otak bandeng, jubung, ayas, gula aren, petis, keripik bayam. Serta produk olahan hasil laut yang dapat dijadikan souvenir dan oleh-oleh.
Yang tak kalah menarik Kabupaten Gresik juga memiliki peninggalan-peninggalan dan situs-situs bersejarah serta adanya berbagai upacara adat dan acara tradisional, seperti Rebo wekasan, sanggring, malam selikur (tradisi kolak ayam masjid Gumeno), malam selawe, malam pasar bandeng dan tradisi mulud.

Pemerolehan Fonologis pada Alfahrezy Aprillyano Sebuah Studi Kasus



1.      PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang
Manusia adalah makhluk sosial dalam hubungannya dengan manusia. Sebagai makhluk sosial, manusia bagaimana pun juga tidak dapat terlepas dari manusia yang lain. Dalam kehidupan semacam inilah terjadi interaksi dan komunikasi baik dengan alam lingkungan, dengan sesamanya maupun dengan Tuhannya. Bahasa memegang peranan penting dalam kehidupan manusia. Bahasa merupakan wujud dari kehidupan manusia tersebut. Bahasa diperoleh seorang manusia mulai sejak lahir, ketika dia pertama kali menangis.
Pemerolehan bahasa atau akuisisi bahasa adalah proses perkembangan bahasa yang berlangsung di dalam otak seseorang kanak-kanak ketika dia memperoleh bahasa pertamanya atau bahasa ibunya. Ada dua proses yang terjadi ketika seorang kanak-kanak sedang memperoleh bahasa pertamanya, yaitu proses kompetensi dan proses performansi (Chaer, 2009: 167).
Bahasa pada anak-anak terkadang sukar diterjemahkan, karena anak pada umumnya masih menggunakan struktur bahasa yang masih kacau dan masih mengalami tahap transisi dalam berbicara, anak-anak juga cenderung masih menguasai keterbatasan dalam kosakata dan dalam pelafalan fonemnya secara tepat.. Untuk menjadi mitra tutur pada anak dan untuk dapat memahami maksud dari pembicaraan anak, mitra tutur harus menguasai kondisi atau lingkungan sekitarnya.
Pemerolehan bahasa ini dipengaruhi pula oleh perkembangan kognitif anak. Kemampuan berbahasa seseorang diperoleh melalui sebuah proses sehingga perlu ada pendekatan-pendekatan tertentu di dalamnya. Dalam melakukan penelitian, peneliti menggunakan teori kognitif dengan menggunakna model teori pemrosesan informasi. Penelitian pun diarahkan berdasarkan tujuan pencapaian fonologis yang dalam proses pemerolehannya dilakukan secara bertahap.
Berdasarkan penjelasan tersebut, penelitian ini diberi judul Pemerolehan Fonologis pada Alfahrezy Aprillyano sebuah Studi Kasus.

B.     Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang, rumusan masalah dalam penelitian ini yaitu “Bagaimana Pemerolehan Fonologis pada Alfahrezy Aprillyano sebuah Studi Kasus?.












2.      PEMBAHASAN
A.    Landasan Teori
Chaer (2009: 167) menyatakan bahwa pemerolehan bahasa atau akuisisi bahasa adalah proses yang berlangsung di dalam otak seseorang kanak-kanak ketika dia memperoleh bahasa pertamanya atau bahasa ibunya. Ada dua proses yang terjadi ketika seorang kanak-kanak sedang memperoleh bahasa pertamanya, yaitu proses kompetensi dan proses performansi. Kompetensi adalah proses penguasaan tata bahasa yang berlangsung secara tidak disadari. Proses kompetensi ini menjadi syarat untuk terjadinya proses performansi yang terdiri dari dua proses, yakni proses pemahaman dan proses penerbitan atau proses menghasilkan kalimat-kalimat. Kedua jenis proses kompetensi ini apabila telah dikuasai kanak-kanak akan menjadi kemampuan linguistik kanak-kanak itu.
Sedangkan menurut Gleason (dalam Nur Mohamad, 2004: 11), Kemampuan verbal atau lisan berkembang amat dini, dan menjelang usia 3 tahun, anak-anak sudah menjadi pengoceh yang terampil. Pada masa akhir prasekolah, anak-anak dapat menggunakan dan memahami sejumlah besar kalimat, dapat terlibat dalam pembicaraan yang berkelanjutan, dan mengetahui tentang bahasa tulisan.
Teori kognitif menggunakan model pemrosesan informasi yaitu menguraikan fungsi dari pencatat indra, memori jangka pendek, dan memori jangka panjang, serta menjelaskan bagaimana tiap-tiap komponen model itu menyumbang kepada pemrosesan informasi. maksudnya yaitu teori kognitif yang menjelaskan pemrosesan, penyimpanan, dan pemanggilan kembali pengetahuan dari otak (Nur M dkk, 2008: 109).
 Beberapa linguis generatif (Tarigan, 2009: 38) yakin bahwa suatu tata bahasa terdiri atas tiga komponen utama yang masing-masing komponen melukiskan seperangkat kaidah linguistik tertentu, yaitu komponen sintaksis, komponen semantik, dan komponen fonologi. Komponen fonologi memetakan setiap tali sintaksis menjadi gambaran ciri-ciri fonetik yang paling terperinci, yaitu menyajikan setiap kalimat dengan ucapannya.
Dari deskripsi di atas dapat dinyatakan bahwa pemerolehan bahasa anak merupakan suatu proses yang berlangsung terus-menerus secara bertahap. Pemerolehan bahasa seseorang dapat dinilai atau dilihat dari sistem komunikasi linguistiknya yang berada pada tataran sintaksis, tataran semantik, dan tataran fonologi. Oleh karena itu, penelitian tentang pemerolehan bahasa anak secara mendalam dengan memerhatikan salah satu tataran tersebut terasa sangat penting dilakukan.

B.     Hasil Penelitian
Pemerolehan Fonologi
Data fonologis yang berhasil dihimpun pada penelitian ini dapat dilihat pada tabel berikut:

Kata
Pengucapan (seharusnya)
Pengucapan (fakta)
Munir
Rafa
/Munir/
/Rafa/
/Munil/
/Lapah/
foto
/foto/
/poto/
Aku
Kaos kaki
/Aku/
/Kaos kaki/
/Atu/
/Taos kaki/
Sepedah
Satriya
/Sepedah/
/Satriya/
/Cepeda/
/Siyat/
Nggone (tempat)
/Nggone/
/Gone/



Wingi (kemarin)
/Wingi/
/Wini/
Igak (tidak)
/Igak/
/Dhak/
Uler (ulat)
/Uler/
/Uwel/
Glinuk (besar)
/Glinuk/
/Ginuk/

Berdasarkan data di atas, terdapat bunyi laringal [h] yaitu penambahan fonem /h/ pada kata yang berakhiran vokal /a/, yaitu dari pengucapan yang seharusnya /Rafa/ menjadi /Lapah/. Terjadi pula perubahan fonem /r/ menjadi /l/ dan /f/ menjadi /p/ yaitu dari /Munir/ manjadi /Munil/, /foto/ menjadi /poto/. Selain itu juga ada perubahan fonem /l/ menjadi /w/ pada kata /uler/ menjadi uwel/.
Pengucapan unik juga terjadi pada kata /Glinuk/ yang mana fonem /l/ hilang dan kata /wingi/ menjadi /wini/ dimana fonem /g/ hilang. Terjadi pula pada kata /igak/ menjadi /dhak/ yang mana fonem /i/ hilang serta perubahan fonem /g/ menjadi /d/.
Pengucapan kata yang seharusnya /aku/ menjadi /atu/ dimana fonem /k/ berubah menjadi /t/ namun pada kata /kaos kaki/ hanya fonem /k/ yang berada di depan saja yang berubah, sedangkan fonem /k/ di belakang sempurna sehingga pengucapannya menjadi /taos kaki/. Selain itu, terjadi pula pengucapan kata yang unik yaitu terjadi pada fonem /s/ dimana terdapat pengucapan fonem /s/ sempurna pada kat yang seharusnya pengucapannya /Satriya/ menjadi /Siyat/ dan kata tersebut berubah susunan hurufnya. Namun pada kata yang pengucapan  seharusnya /sepeda/ menjadi /cepeda/.
Terjadi pula penghilangan fonem yang tidak diberi tekanan yaitu fonem /ng/ dari pengucapan yang seharusnya /nggone/ menjadi /gone/. Mungkin karena sudah menjadi kebiasaan pada Ezy sejak kecil, karena saat usia Ezy lebih kecil dari sekarang sering mengucapkan /Satriya/ dengan /Siyat/ dan /Rafa/ dengan /Lapah/. Hal tersebut belum berubah sampai saat ini, meskipun Ezy sekarang sudah bisa mengubah pengucapan fonem /r/. Ezy bisa saja mengucapkan /Satriya/ ataupun yang seharusnya /Rafa/ menjadi /Rafa/.
Proses fonologis yang dialami oleh Ezy menunjukan adanya kesesuaian dengan pemerolehan bahasa tipikal yang dialami oleh kanak-kanak lain seusianya pada umumnya. Dari hasil analisis, Ezy banyak mengalami proses fonologis yang mengakibatkan perubahan bunyi /r/ menjadi /l/. Bunyi /r/ dan /l/ sama-sama berada pada titik artikulasi alveolum, dengan demikian perubahan ini wajar bagi anak seusia Nadya.




3.      PENUTUP
A.    Simpulan
Pemerolehan bahasa pada tataran fonologi Ezy selaku objek penelitian sudah cukup baik. Tidak terdapat penyimpangan yang berarti dalam tuturan yang dihasilkan. Pemerolehan bahasa anak usia 3 tahun berada pada tahap perkembangan kalimat. Perkembangan fonologi dapat dikatakan telah berakhir. Mungkin masih ada kesukaran pengucapan beberapa konsonan namun segera akan berhasil dilalui anak.

Saran
Peneliti menyadari penelitian ini sangat terbatas, selain data yang sedikit penelitian ini pun belum didukung oleh teori–teori dan analisis yang lebih mendalam. Penelitian lanjutan perlu dilakukan guna mengetahui lebih dalam mengenai pemerolehan bahasa yang dialami oleh anak usia 3,2 tahun.
Oleh karena itu, perlu dilakukan penelitian lanjutan mengenai aspek lain yaitu,  misalnya bidang morfologi, sintaksis, dan leksikon. Selain itu, dapat juga meneliti pemerolehan bahasa anak  dengan usia berbeda  serta pemerolehan bahasa kedua.




























F.   DAFTAR PUSTAKA

Chaer, Abdul. 2009. Psikolinguistik: Kajian Teoretik. Jakarta: Rineka Cipta.
Nur, Mohamad. 2008. Teori-teori Pembelajaran Kognitif. Surabaya: Pusat SAINS dan Matematika Sekolah UNESA.
                       . 2004. Perkembangan Selama Anak-anak dan Remaja. Surabaya: Pusat SAINS dan Matematika Sekolah UNESA.
Tarigan, Henry Guntur. 2009a. Pengajaran Kompetensi Bahasa. Bandung: Angkasa.
Yulianto, Bambang. 2011. Pengantar Teori Belajar Bahasa. Surabaya: UNESA.