Kamis, 19 Juni 2014

Dan Sama Gilanya


Siti Nurdiana          105200042/2010D

Dan Sama Gilanya…..
“Anak Orang Gila”

Anak Orang Gila, telah ditulis berpuluh tahun lalu. Kepahitan yang digambarkan akibat dari ketakutan berlebih seorang menantu atau tokoh Saya akan keturunannya nanti yang terlahir sebagai orang gila. Namun, ketakutannya itu tidaklah terjawab sebagaimana yang ia bayangkan. Bukan keturunannya yang gila melaainkan ia sendiri yang gila.
Bagaimana ia bisa gila?, dalam cerpen karya M. Shoim Anwar ini menitikberatkan pada psikologi seorang tokoh Saya yang merasa ketakutan akan keturunannya lahir sebagai orang gila. Dimana ayah dari istrinya adalah orang gila dan masih banyak kerabat dari istrinya yang juga gila. Tokoh Saya berpikiran dan pikirannya itu menjadi berlebih hingga ia tak nafsu makan, tak nafsu minum, dan tak nyenyak tidur.
“…Sebaliknya, dengan tumbuhnya kandungan Rani yang semakin besar, tubuh saya semakin kurus. Saya selalu bersedih., nasi saya makan terasa pasir, air saya minum terasa kerikil, dan tidurpun terasa dilempari batu…..”

Selain itu, tokoh Saya juga berniat untuk menggugurkan kandungan istrinya. Namun, ia sadar bahwa menggugurkan kandungan sama halnya dengan membunuh. Namun, ia berubah menjadi orang yang kasar, suka marah-marah, main tangan atau jotos dan tempeleng. Itu sebagai bentuk kekecewaan dan ketidakinginannya melihat bayi itu lahir dan tumbuh sebagai orang gila.
Semakin besar kandungan istrinya semakin kacau pikiran tokoh Saya. Ia tak mampu lagi untuk berpikir rasional. Pikirannya semakin mengganas. Tubuhnya semakin kurus seperti wayang dan menjadi sakit-sakitan.
“…Mimpi-mimpi buruk sering meneror, kepala sering pusing, nafsu makan menurun drastic. Saya sering sakit hingga beberapa hari tak masuk kerja.”

Tuhan pun berkehan lain ketika anak itu lahir. Ia tidaklah gila. Ia tumbuh menjadi anak seperti umumnya, tumbuh segar dan sehat. Namun, yang menjadi gila adalah tokoh Saya. Kegilaannya itu dikarenakan ketakutannya yang berlebih hingga mengganggu psikologinya. Ia pun gila seperti mertuanya. Apa yang ia bayangkan atau kita bayangkan tidaklah akan terjadi jika Tuhan tidak berkehendak. Apapun akan terjadi jika Tuhan menginginkannya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar