Siti Nurdiana 105200042/2010D
Dan Sama Gilanya…..
“Anak Orang
Gila”
Anak
Orang Gila, telah ditulis berpuluh tahun lalu.
Kepahitan yang digambarkan akibat dari ketakutan berlebih seorang menantu atau
tokoh Saya akan keturunannya nanti
yang terlahir sebagai orang gila. Namun, ketakutannya itu tidaklah terjawab
sebagaimana yang ia bayangkan. Bukan keturunannya yang gila melaainkan ia
sendiri yang gila.
Bagaimana ia bisa gila?,
dalam cerpen karya M. Shoim Anwar ini menitikberatkan pada psikologi seorang
tokoh Saya yang merasa ketakutan akan
keturunannya lahir sebagai orang gila. Dimana ayah dari istrinya adalah orang
gila dan masih banyak kerabat dari istrinya yang juga gila. Tokoh Saya berpikiran dan pikirannya itu
menjadi berlebih hingga ia tak nafsu makan, tak nafsu minum, dan tak nyenyak
tidur.
“…Sebaliknya,
dengan tumbuhnya kandungan Rani yang semakin besar, tubuh saya semakin kurus.
Saya selalu bersedih., nasi saya makan terasa pasir, air saya minum terasa
kerikil, dan tidurpun terasa dilempari batu…..”
Selain itu, tokoh Saya juga berniat untuk menggugurkan
kandungan istrinya. Namun, ia sadar bahwa menggugurkan kandungan sama halnya
dengan membunuh. Namun, ia berubah menjadi orang yang kasar, suka marah-marah,
main tangan atau jotos dan tempeleng. Itu sebagai bentuk kekecewaan dan
ketidakinginannya melihat bayi itu lahir dan tumbuh sebagai orang gila.
Semakin besar kandungan
istrinya semakin kacau pikiran tokoh Saya.
Ia tak mampu lagi untuk berpikir rasional. Pikirannya semakin mengganas.
Tubuhnya semakin kurus seperti wayang dan menjadi sakit-sakitan.
“…Mimpi-mimpi
buruk sering meneror, kepala sering pusing, nafsu makan menurun drastic. Saya
sering sakit hingga beberapa hari tak masuk kerja.”
Tuhan pun berkehan lain
ketika anak itu lahir. Ia tidaklah gila. Ia tumbuh menjadi anak seperti
umumnya, tumbuh segar dan sehat. Namun, yang menjadi gila adalah tokoh Saya. Kegilaannya itu dikarenakan
ketakutannya yang berlebih hingga mengganggu psikologinya. Ia pun gila seperti
mertuanya. Apa yang ia bayangkan atau kita bayangkan tidaklah akan terjadi jika
Tuhan tidak berkehendak. Apapun akan terjadi jika Tuhan menginginkannya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar