Jumat, 20 Juni 2014

Pemerolehan Fonologis pada Alfahrezy Aprillyano Sebuah Studi Kasus



1.      PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang
Manusia adalah makhluk sosial dalam hubungannya dengan manusia. Sebagai makhluk sosial, manusia bagaimana pun juga tidak dapat terlepas dari manusia yang lain. Dalam kehidupan semacam inilah terjadi interaksi dan komunikasi baik dengan alam lingkungan, dengan sesamanya maupun dengan Tuhannya. Bahasa memegang peranan penting dalam kehidupan manusia. Bahasa merupakan wujud dari kehidupan manusia tersebut. Bahasa diperoleh seorang manusia mulai sejak lahir, ketika dia pertama kali menangis.
Pemerolehan bahasa atau akuisisi bahasa adalah proses perkembangan bahasa yang berlangsung di dalam otak seseorang kanak-kanak ketika dia memperoleh bahasa pertamanya atau bahasa ibunya. Ada dua proses yang terjadi ketika seorang kanak-kanak sedang memperoleh bahasa pertamanya, yaitu proses kompetensi dan proses performansi (Chaer, 2009: 167).
Bahasa pada anak-anak terkadang sukar diterjemahkan, karena anak pada umumnya masih menggunakan struktur bahasa yang masih kacau dan masih mengalami tahap transisi dalam berbicara, anak-anak juga cenderung masih menguasai keterbatasan dalam kosakata dan dalam pelafalan fonemnya secara tepat.. Untuk menjadi mitra tutur pada anak dan untuk dapat memahami maksud dari pembicaraan anak, mitra tutur harus menguasai kondisi atau lingkungan sekitarnya.
Pemerolehan bahasa ini dipengaruhi pula oleh perkembangan kognitif anak. Kemampuan berbahasa seseorang diperoleh melalui sebuah proses sehingga perlu ada pendekatan-pendekatan tertentu di dalamnya. Dalam melakukan penelitian, peneliti menggunakan teori kognitif dengan menggunakna model teori pemrosesan informasi. Penelitian pun diarahkan berdasarkan tujuan pencapaian fonologis yang dalam proses pemerolehannya dilakukan secara bertahap.
Berdasarkan penjelasan tersebut, penelitian ini diberi judul Pemerolehan Fonologis pada Alfahrezy Aprillyano sebuah Studi Kasus.

B.     Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang, rumusan masalah dalam penelitian ini yaitu “Bagaimana Pemerolehan Fonologis pada Alfahrezy Aprillyano sebuah Studi Kasus?.












2.      PEMBAHASAN
A.    Landasan Teori
Chaer (2009: 167) menyatakan bahwa pemerolehan bahasa atau akuisisi bahasa adalah proses yang berlangsung di dalam otak seseorang kanak-kanak ketika dia memperoleh bahasa pertamanya atau bahasa ibunya. Ada dua proses yang terjadi ketika seorang kanak-kanak sedang memperoleh bahasa pertamanya, yaitu proses kompetensi dan proses performansi. Kompetensi adalah proses penguasaan tata bahasa yang berlangsung secara tidak disadari. Proses kompetensi ini menjadi syarat untuk terjadinya proses performansi yang terdiri dari dua proses, yakni proses pemahaman dan proses penerbitan atau proses menghasilkan kalimat-kalimat. Kedua jenis proses kompetensi ini apabila telah dikuasai kanak-kanak akan menjadi kemampuan linguistik kanak-kanak itu.
Sedangkan menurut Gleason (dalam Nur Mohamad, 2004: 11), Kemampuan verbal atau lisan berkembang amat dini, dan menjelang usia 3 tahun, anak-anak sudah menjadi pengoceh yang terampil. Pada masa akhir prasekolah, anak-anak dapat menggunakan dan memahami sejumlah besar kalimat, dapat terlibat dalam pembicaraan yang berkelanjutan, dan mengetahui tentang bahasa tulisan.
Teori kognitif menggunakan model pemrosesan informasi yaitu menguraikan fungsi dari pencatat indra, memori jangka pendek, dan memori jangka panjang, serta menjelaskan bagaimana tiap-tiap komponen model itu menyumbang kepada pemrosesan informasi. maksudnya yaitu teori kognitif yang menjelaskan pemrosesan, penyimpanan, dan pemanggilan kembali pengetahuan dari otak (Nur M dkk, 2008: 109).
 Beberapa linguis generatif (Tarigan, 2009: 38) yakin bahwa suatu tata bahasa terdiri atas tiga komponen utama yang masing-masing komponen melukiskan seperangkat kaidah linguistik tertentu, yaitu komponen sintaksis, komponen semantik, dan komponen fonologi. Komponen fonologi memetakan setiap tali sintaksis menjadi gambaran ciri-ciri fonetik yang paling terperinci, yaitu menyajikan setiap kalimat dengan ucapannya.
Dari deskripsi di atas dapat dinyatakan bahwa pemerolehan bahasa anak merupakan suatu proses yang berlangsung terus-menerus secara bertahap. Pemerolehan bahasa seseorang dapat dinilai atau dilihat dari sistem komunikasi linguistiknya yang berada pada tataran sintaksis, tataran semantik, dan tataran fonologi. Oleh karena itu, penelitian tentang pemerolehan bahasa anak secara mendalam dengan memerhatikan salah satu tataran tersebut terasa sangat penting dilakukan.

B.     Hasil Penelitian
Pemerolehan Fonologi
Data fonologis yang berhasil dihimpun pada penelitian ini dapat dilihat pada tabel berikut:

Kata
Pengucapan (seharusnya)
Pengucapan (fakta)
Munir
Rafa
/Munir/
/Rafa/
/Munil/
/Lapah/
foto
/foto/
/poto/
Aku
Kaos kaki
/Aku/
/Kaos kaki/
/Atu/
/Taos kaki/
Sepedah
Satriya
/Sepedah/
/Satriya/
/Cepeda/
/Siyat/
Nggone (tempat)
/Nggone/
/Gone/



Wingi (kemarin)
/Wingi/
/Wini/
Igak (tidak)
/Igak/
/Dhak/
Uler (ulat)
/Uler/
/Uwel/
Glinuk (besar)
/Glinuk/
/Ginuk/

Berdasarkan data di atas, terdapat bunyi laringal [h] yaitu penambahan fonem /h/ pada kata yang berakhiran vokal /a/, yaitu dari pengucapan yang seharusnya /Rafa/ menjadi /Lapah/. Terjadi pula perubahan fonem /r/ menjadi /l/ dan /f/ menjadi /p/ yaitu dari /Munir/ manjadi /Munil/, /foto/ menjadi /poto/. Selain itu juga ada perubahan fonem /l/ menjadi /w/ pada kata /uler/ menjadi uwel/.
Pengucapan unik juga terjadi pada kata /Glinuk/ yang mana fonem /l/ hilang dan kata /wingi/ menjadi /wini/ dimana fonem /g/ hilang. Terjadi pula pada kata /igak/ menjadi /dhak/ yang mana fonem /i/ hilang serta perubahan fonem /g/ menjadi /d/.
Pengucapan kata yang seharusnya /aku/ menjadi /atu/ dimana fonem /k/ berubah menjadi /t/ namun pada kata /kaos kaki/ hanya fonem /k/ yang berada di depan saja yang berubah, sedangkan fonem /k/ di belakang sempurna sehingga pengucapannya menjadi /taos kaki/. Selain itu, terjadi pula pengucapan kata yang unik yaitu terjadi pada fonem /s/ dimana terdapat pengucapan fonem /s/ sempurna pada kat yang seharusnya pengucapannya /Satriya/ menjadi /Siyat/ dan kata tersebut berubah susunan hurufnya. Namun pada kata yang pengucapan  seharusnya /sepeda/ menjadi /cepeda/.
Terjadi pula penghilangan fonem yang tidak diberi tekanan yaitu fonem /ng/ dari pengucapan yang seharusnya /nggone/ menjadi /gone/. Mungkin karena sudah menjadi kebiasaan pada Ezy sejak kecil, karena saat usia Ezy lebih kecil dari sekarang sering mengucapkan /Satriya/ dengan /Siyat/ dan /Rafa/ dengan /Lapah/. Hal tersebut belum berubah sampai saat ini, meskipun Ezy sekarang sudah bisa mengubah pengucapan fonem /r/. Ezy bisa saja mengucapkan /Satriya/ ataupun yang seharusnya /Rafa/ menjadi /Rafa/.
Proses fonologis yang dialami oleh Ezy menunjukan adanya kesesuaian dengan pemerolehan bahasa tipikal yang dialami oleh kanak-kanak lain seusianya pada umumnya. Dari hasil analisis, Ezy banyak mengalami proses fonologis yang mengakibatkan perubahan bunyi /r/ menjadi /l/. Bunyi /r/ dan /l/ sama-sama berada pada titik artikulasi alveolum, dengan demikian perubahan ini wajar bagi anak seusia Nadya.




3.      PENUTUP
A.    Simpulan
Pemerolehan bahasa pada tataran fonologi Ezy selaku objek penelitian sudah cukup baik. Tidak terdapat penyimpangan yang berarti dalam tuturan yang dihasilkan. Pemerolehan bahasa anak usia 3 tahun berada pada tahap perkembangan kalimat. Perkembangan fonologi dapat dikatakan telah berakhir. Mungkin masih ada kesukaran pengucapan beberapa konsonan namun segera akan berhasil dilalui anak.

Saran
Peneliti menyadari penelitian ini sangat terbatas, selain data yang sedikit penelitian ini pun belum didukung oleh teori–teori dan analisis yang lebih mendalam. Penelitian lanjutan perlu dilakukan guna mengetahui lebih dalam mengenai pemerolehan bahasa yang dialami oleh anak usia 3,2 tahun.
Oleh karena itu, perlu dilakukan penelitian lanjutan mengenai aspek lain yaitu,  misalnya bidang morfologi, sintaksis, dan leksikon. Selain itu, dapat juga meneliti pemerolehan bahasa anak  dengan usia berbeda  serta pemerolehan bahasa kedua.




























F.   DAFTAR PUSTAKA

Chaer, Abdul. 2009. Psikolinguistik: Kajian Teoretik. Jakarta: Rineka Cipta.
Nur, Mohamad. 2008. Teori-teori Pembelajaran Kognitif. Surabaya: Pusat SAINS dan Matematika Sekolah UNESA.
                       . 2004. Perkembangan Selama Anak-anak dan Remaja. Surabaya: Pusat SAINS dan Matematika Sekolah UNESA.
Tarigan, Henry Guntur. 2009a. Pengajaran Kompetensi Bahasa. Bandung: Angkasa.
Yulianto, Bambang. 2011. Pengantar Teori Belajar Bahasa. Surabaya: UNESA.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar