Jumat, 20 Juni 2014

LEMBAH BUJANG



Cerpen yang berjudul “ Lembah bujang” ini karya soim anwar telah menceritakan sebuah persahabatan yang berujung kekasih.  Jarak tempat tinggal mereka sangatlah berjauhan tapi tetaplah mereka bisa bertemu. Tempat tinggal mereka juga di batasi oleh wilayah perbatasan, dan penjagaannyapun juga cukup ketat. Hal itu terjadi dikarenakan untuk menghindari adanya politis. Kutipannya : “ kami selalu bertukar kabar penjagaan di wilayah perbatasan makin ketat karena kami dianggap member dukungan politis”.
Konflik yang terjadi pada wilayah Halida terasa seperti ada hal yang berbau separatis, para penduduk yang berada di wilayah tersebut juga selalu mengalami ketegangan oleh perlakuan ketat yang di tunjukkan para tentara. Ruang dan waktu sangat terbatas. Kecurigaan para tentara kepada penduduk desa sangat berlebihan dan di rasa penuduhan tanpa bukti itulah yang terjadi.
Kutipannya : “Para penduduk di perbatasan sering dicurigai macam-macam, seperti tuduhan melindungi para separatis hingga sering terjadi penggeledahan, memasukkan barang-barang secara gelap, atau kecemasan munculnya bentrokan antar tentara penjaga perbatasan kedua Negara.”
          Ketegangan yang diperlihatkan di perbatasan kedua Negara ini tidak menyurutkan rasa persahabatan antara Halidah, Nur Fauziah dan tokoh Aku.
Bahkan di dalam cerpen ini juga mengutarakan semboyan “Perkerabatan tak boleh putus meski bumi telah dikapling atas nama Negara.”  Dua perempuan ini di ceritakan dalam cerpen berwajah cantik dan keduanya hampir mirip, yang membedakan hanya tanda yang ada pada wajah salah satunya dan sosok Aku tak mudah untuk memilih keduanya.
Kutipannya “ Dua perempuan yang masih berkerabat itu membuatku tak mudah untuk memilihnya. Wajah Halidah dan Nur Fauziah memang mirip. Yang membedakan adalah tahi lalat agak besar yang ada di pipi kanan Nur Fauziah.”
Dengan berjalannya waktu Nur Fauziah telah meninggalkan sahabtnya Halidah karena ayahnya di pindahkan ke Yala. Sosok Aku di cerita ini keliahatan sangat mensyukuri keadaan yang ada, karena dengan takdir yang memisahkan kedua perempuan itu membuatnya tak sulit untuk memilih kembali dan menjadikan Halidah kekasihnya. Kutipan “ Halidah terasa makin sempurna di mataku. Aku makin ingin sering ketemu.”
          Perasaan mencintai dan di cintai itu adalah hal yang sudah wajar karena dengan merasakan adanya cinta hidup semakin bermakna & berwarna. Kutipannya : “ Perasaan menyukai muncul padaku ketika mengaji di surau mulai dipisahkan antara lelaki & perempuan.” Selanjutnya “ Lembah bujang menjadi sangat penting karena di tempat itulah aku menyatakan rasa cinta pada Halidah. Dia pun menyambutnya. Jiwaku jadi berdenyar-denyar selalu.”
Rasa cinta yang muncul selalu dating tiba-tiba dengan didukung keindahan tempat yang dipilih selalu membawa atri dan makna yang cukup dalam.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar