Cerpen yang berjudul “ Lembah
bujang” ini karya soim anwar telah menceritakan sebuah persahabatan yang
berujung kekasih. Jarak tempat tinggal
mereka sangatlah berjauhan tapi tetaplah mereka bisa bertemu. Tempat tinggal mereka
juga di batasi oleh wilayah perbatasan, dan penjagaannyapun juga cukup ketat.
Hal itu terjadi dikarenakan untuk menghindari adanya politis. Kutipannya : “ kami selalu bertukar kabar penjagaan di
wilayah perbatasan makin ketat karena kami dianggap member dukungan politis”.
Konflik yang terjadi pada wilayah
Halida terasa seperti ada hal yang berbau separatis, para penduduk yang berada
di wilayah tersebut juga selalu mengalami ketegangan oleh perlakuan ketat yang
di tunjukkan para tentara. Ruang dan waktu sangat terbatas. Kecurigaan para
tentara kepada penduduk desa sangat berlebihan dan di rasa penuduhan tanpa
bukti itulah yang terjadi.
Kutipannya : “Para penduduk di perbatasan sering dicurigai macam-macam, seperti
tuduhan melindungi para separatis hingga sering terjadi penggeledahan,
memasukkan barang-barang secara gelap, atau kecemasan munculnya bentrokan antar
tentara penjaga perbatasan kedua Negara.”
Ketegangan
yang diperlihatkan di perbatasan kedua Negara ini tidak menyurutkan rasa persahabatan
antara Halidah, Nur Fauziah dan tokoh Aku.
Bahkan di dalam cerpen ini juga
mengutarakan semboyan “Perkerabatan tak
boleh putus meski bumi telah dikapling atas nama Negara.” Dua perempuan ini di ceritakan dalam cerpen
berwajah cantik dan keduanya hampir mirip, yang membedakan hanya tanda yang ada
pada wajah salah satunya dan sosok Aku tak mudah untuk memilih keduanya.
Kutipannya “ Dua perempuan yang masih berkerabat itu membuatku tak mudah untuk
memilihnya. Wajah Halidah dan Nur Fauziah memang mirip. Yang membedakan adalah
tahi lalat agak besar yang ada di pipi kanan Nur Fauziah.”
Dengan berjalannya waktu Nur
Fauziah telah meninggalkan sahabtnya Halidah karena ayahnya di pindahkan ke
Yala. Sosok Aku di cerita ini keliahatan sangat mensyukuri keadaan yang ada,
karena dengan takdir yang memisahkan kedua perempuan itu membuatnya tak sulit
untuk memilih kembali dan menjadikan Halidah kekasihnya. Kutipan “ Halidah terasa makin sempurna di mataku. Aku
makin ingin sering ketemu.”
Perasaan
mencintai dan di cintai itu adalah hal yang sudah wajar karena dengan merasakan
adanya cinta hidup semakin bermakna & berwarna. Kutipannya : “ Perasaan menyukai muncul padaku ketika
mengaji di surau mulai dipisahkan antara lelaki & perempuan.”
Selanjutnya “ Lembah bujang menjadi
sangat penting karena di tempat itulah aku menyatakan rasa cinta pada Halidah.
Dia pun menyambutnya. Jiwaku jadi berdenyar-denyar selalu.”
Rasa cinta yang muncul selalu
dating tiba-tiba dengan didukung keindahan tempat yang dipilih selalu membawa
atri dan makna yang cukup dalam.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar